22 Organisasi Bergabung di Perwabara Pasti, Suarakan Pelibatan Masyarakat Adat dalam Investasi

14
Sekda Barito Utara Muhlis menerima plakat Simposium Nasional Masyarakat Adat tahun 2025 dari Ketua Panitia Gusti Rahamdijaya di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Senin (29/9/2025).(SuaraDayak.com/Rohman)

SUARADAYAK.COM, Muara Teweh – Merasa sekian lama terpinggirkan, 22 organisasi tergabung dalam Perkumpulan Warga Barito Utara Mandiri Peduli Sosial dan Investasi (Perwabara Pasti), bersuara melibatkan masyarakat adat dalam dunia investasi di daerah ini.

Niat tersebut diawali oleh Perwabara Pasti dengan kegiatan Simposium Nasional Masyarakat Adat tahun 2025 di Muara Teweh, Senin (29/9/2025).

Simposium Nasional ini bertemakan “Masyarakat Adat Sebagai Pelaku Penting Dalam Dunia Investasi.”

Simposium menghadirkan berbagai kalangan baik lokal, regional Kalimantan, dan nasional. Makalah dipaparkan oleh tiga orang akademisi atau pakar. Yakni Dr. Fachri Bachmid, Rico Septian Noor, dan M. Armen Lukman.

Ketua Panitia Simposium Nasional Gusti Rahmadijaya mengatakan, kegiatan pertama berskala nasional ini terlaksana sebagai buah pemikiran dari berbagai tokoh di Kabupaten Barito Utara.

‘Kami mengundang berbagai kalangan, termasuk para kepala desa yang berinteraksi dengan imvestor, ” kata Gusti.

Ketua Perwabara Pasti Ajidinnor menerangkan, kegiatan ini bertujuan mengedukasi semua pemangku kepentingan, agar investasi bisa menyentuh dan berdampak bagi kesejahteraan masyarakat.

Rekomendasi Berita  Asisten Setda Ikut Rakor Pengendalian Inflasi

Ia menambahkan, ada nilai-nilai yang perlu diselaraskan berkaitan dengan investasi di Barito Utara. “Perwabara Pasti ikut memberikan sumbangsih, ” sebut dia.

Sekda Barito Utara Muhlis mewakil Pj bupati mengatakan, pemerintah terus mendorong peran serta dan pelibatan masyarakat adat dalam pengembangan investasi.

“Jadikan momentum ini sebagai jalan meningkatkan kapasitas masyarakat adat dalam bidang ekonomi, keuangan, dan kewirausahaan, ” sambung dia.

Di bagian lain, Muhlis juga mengemukakan bahwa potensi gas di Barito Utara belum terserap secara optimal, sehingga hasil yang diperoleh daerah relatif kecil, masih jauh dari hasil pendapatan beberapa kabupaten di Provinsi Kaltim.(Rohman)