DPRD Barito Utara Minta Ratusan Pangkalan Elpiji Dievaluasi, Ini Alasannya

6
DPRD Barito Utara menggelar RDP berkaitan dengan pangkalan elpiji tiga Kg, Kamis (16/5/2024).(Suaradayak.com/Rohman)

Suaradayak.com – Para legislator di Kabupaten Barito Utara pun meminta pengawasan distribusi elpiji tiga Kg diperketat, karena masih banyak laporan dan pengaduan penyelewengan distribusi.

Hal ini karena maraknya penjualan elpiji bersubsidi tiga Kg di kios eceran dengan harga melambung, sehingga membuat DPRD Barito Utara meminta 145 pangkalan di dievaluasi.

“Kisruh masalah elpiji bersubsidi ini sudah lama dan tidak bisa tuntas. tapi kalau kita ada kemauan melakukan penertiban dan pengawasan bisa teratasi. Mari kita evaluasi dahulu 145 pangkalan yang ada benar atau masih fiktif. Harusnya sebanyak itu bisa melayani warga di daerah ini dengan ahrga sesuai HET,” kata anggota DPRD Barito Utara, Tajeri, saat acara Rapat Dengar Pendapat (RDP), Kamis (16/5/2024).

Menurut dia, banyak temuan dan laporan jika agen bermain. Pangkalan sudah di-PHU pun masih terus menyuplai elpiji. Begitu juga dengan pangkalan yang menjual elpiji tiga kg seharga Rp40.000 per tabung.

“Jadi kami meminta ada penertiban dan satgas kembali diaktifkan. Sejak RDP sebelumnya, permainan elpiji ini sudah masuk ranah tindak pidana korupsi,” ungkap Tajeri.

Rekomendasi Berita  Muhlis Terima SK Perpanjangan Pj Bupati Barito Utara

Sementara anggota DPRD Barito Utara lainnya, Asran, menyebutkan penanganan masalah elpiji bersubsidi tiga kg di daerah ini seperti circle atau lingkaran setan tidak berujung pangkal. Beberapa tahun ditangani dan rapat sudah berulangkali, tapi selalu bermasalah.

“Kuncinya kejujuran, kedisiplinan, dari agen, pangkalan dan masyarakat, memegang peranan untuk menjual elpiji. Lihat saja di semua toko, kios semua ikut mengecer dan berjualan. Karena itu harga pasar jadi tajam. Mari Pemkab dan dinas terkait lakukan pengawasan. Percuma kita rapat rapat dan rapat kalau tidak ada kesungguhan untuk menangani itu,” ujarnya.

Sementara, Kadis Perindustrian dan Perdangan Barito Utara, Dewi Handayani mengakui, pihaknya baru mendapatkan jumlah 145 pangkalan dari pihak pertamina Palangka Raya. Data itu pun akan sulit dimonitor, karena tak ada alamat dan hanya nama pangkalan saja diserahkan.

Dari 145 pangkalan itu, 30 di bawah naungan PT Daya Cipta Muliatama. 37 dibawah naungan Agen PT Borneo Berdikari Mulia. 35 di bawah naungan PT Cahaya Barito Migas, dan 43 di bawah naungan Agen PT Rayya Aira Bersaudara.(Rohman)