Suaradayak.com, MUARA TEWEH – Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah, Syahmiludin A Surapati mengatakan, empat bahasa daerah setempat akan dipertimbangkan jadi muatan lokal (mulok) di sekolah-sekolah.
“Alhamdulillah ini sudah di SK kan (Surat Keputusan) Pj Bupati Bupati Barut, ada empat bahasa lokal yang nanti dipertimbangkan menjadi muatan lokal di masing masing sekolah yang ada di daerah ini,” kata Syahmiludin saat memberikan sambutan pada syukuran Hari Pendidikan Nasional 2024 di Muara Teweh, Senin (20/5/2024)
Bahasa lokal Dayak yang akan menjadi muatan lokal di sekolah, lanjutnya, adalah bahasa Dayak Bakumpai, Manyan, Tewoyan, dan Bahasa Dusun Malang.
Di dalam memilih mutan lokal tersebut, katanya, akan diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing sekolah. “Kita tidak lagi, semua bahasa muatan lokal se-Kalteng itu sama menggunakan bahasa Dayak Ngaju. Nanti pendekatan kita adalah dengan berdasarkan pendekatan bahasa yang lazim, umum dan banyak digunakan di lingkungan sekolah tersebut,” ujarnya.
Dia mengatakan, bahwa sepanjang DAS Barito umumnya banyak menggunakan bahasa Dayak Bakumpai tetapi dalam hal memilih itu nantinya bagi sekolah-sekolah yang memang di sekitar masih ada yang menggunakan bahasa yang lain seperti Mayan, Taboyan dan Dusun Malang silakan.“Jadi tidak ada kita memaksa atau terkesan untuk memaksakan bahasa yang ada,” kata Syahmiludin.
Ia menjelaskan ini adalah salah satu upaya pemerintah daerah untuk menjaga dan memberikan satu nilai nantinya menjadi suatu kebanggaan dalam penggunaan bahasa lokal yang ada tersebut bukan menjadi suatu bahasa kampungan.
Dinas Pendidikan Barut akan mengusulkan pada hari-hari tertentu setiap bulan di lingkungan Pemkab Barut bisa menggunakan bahasa daerah yang ada. “Mungkin ini akan kami tindaklanjuti. Semoga akan menjadi pertimbangan pimpinan,” ungkap Syahmiludin. rey
