Tiga Kades di Barito Utara Minta Perusahaan Tambang Sediakan Bus Angkutan Karyawan dan Perbaiki Jalan

300
Motor pribadi yang dipakai karyawan di areal tambang PKP2B milik PT BEK, di Kecamatan Teweh Timur, Barito Utara. Tiga kepala desa di Teweh Timur meminta perusahaan di areal tambang PT BEK menyediakan bus karyawan rute Benangin-area tambang.(Suaradayak.com/Melkianus He)

Suaradayak.com, MUARA TEWEH – Tiga kepala desa di Kecamatan Teweh Timur, Kabupaten Barito Utara, sepakat meminta kepada perusahaan tambang yang bekerja pada areal konsesi Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) PT Bharinto Ekatama atau BEK menyediakan bus karyawan dan memperbaiki jalan.

Tiga kepala desa, yakni Kades Benangin I, Sabarson, Kades Benangin II, Dandi, dan Kades Benangin V, Replianto, mengirimkan surat permohonan tertanggal 26 November 2023 kepada pimpinan PT Kubar Outsource Global (KOG) Site Pama-BEK, PT Pama Persada Nusantara Site-BEK, dan PT BEK.

Tiga kades tersebut dalam suratnya memohon agar perusahaan menyediakan angkutan bus (manhauler) untuk mengantar jemput karyawan dari Benangin ke areal tambang.

“Kami meneruskan usulan dan permohonan dari 46 warga Benangin, PT KOG dan Transkon, karena selama ini mereka harus menggunakan sepeda motor yang berisiko tinggi ke area tambang, ” kata Kades Benangin I, Sabarson, Rabu (29/11/2023).

Alasan lain, sambung Kades Sabarson, para karyawan melihat dua subkon lain, yakni PT Wirasena Integrated Services (WIS) menyediakan bus angkutan karyawan Benangin-area tambang sejak Juni 2023, bahkan PT Yepeka Usaha Mandiri (YUM) menyediakan bus sejak Januari 2022.

Rekomendasi Berita  Asisten I Sekda Mura Buka Pelatihan Public Speaking

Selain permohonan angkutan bus, tiga kades tersebut meminta kepada PT BEK segera merealisasikan pengerasan jalan (akses karyawan) sepanjang 5,5 km, mengingat penambangan batubara sudah 100 persen masuk wilayah Benangin, Kalimantan Tengah.

“Jangan ada perbedaan perlakuan. Akses jalan ke desa sekitar wilayah tambang di Kaltim sangat baik, sedangkan ke wilayah Kalteng kurang baik. Bagaimana bisa menciptakan multiplier efek bagi ekonomi daerah. Masyarakat Benangin diam, bukan berarti bodoh dan takut, tetapi bersabar menanti keadilan, ” tegas Kades Benangin I, Sabarson.