Tuti Marheni Apresiasi Upaya Pencegahan Pernikahan Anak

3
Tuti Marheni

SuaraDayak.com, PURUK CAHU – Kalangan DPRD Murung Raya (Mura) menaruh perhatian serius terhadap maraknya pernikahan usia muda. Anggota DPRD Mura, Tuti Marheni, menegaskan risiko pernikahan dini bukan hanya berdampak pada kesehatan ibu dan anak, tetapi juga berimbas sosial seperti meningkatnya angka putus sekolah, kasus kekerasan rumah tangga, hingga stunting.

Tuti mengapresiasi langkah strategis pemerintah daerah yang mulai menginisiasi edukasi berbasis komunitas sebagai upaya pencegahan jangka panjang. Menurutnya, fokus utama perlu diberikan pada peningkatan kualitas pola asuh anak oleh para ibu muda, agar mereka lebih siap dalam mendampingi tumbuh kembang anak.

“Pemerintah melalui dinas terkait harus terus menggencarkan sosialisasi pencegahan pernikahan usia dini, terutama dengan menyasar ibu muda di setiap Posyandu. Bentuknya bisa berupa edukasi interaktif, penyampaian materi pola asuh positif, serta diskusi terbuka sebagai wadah berbagi pengalaman,” ucapnya, Selasa (22/7/2025).

Ia menambahkan, materi edukasi tidak hanya sebatas pola asuh, tetapi juga menyentuh dampak negatif pernikahan dini dari sisi biologis, psikologis, maupun sosial. Dengan demikian, ibu muda dan remaja di desa memiliki bekal untuk lebih kritis, percaya diri, serta mampu membentengi diri dari risiko tersebut.

Rekomendasi Berita  Willy-Habib Maju dan Mendaftar Pilkada Kalteng 2024

Tuti juga menekankan pentingnya peran aktif Pemerintah Desa, ibu-ibu PKK, serta kader kesehatan dalam mendukung program ini. Menurutnya, keterlibatan masyarakat desa menjadi kunci agar pesan edukasi dapat tersampaikan lebih luas dan efektif. “Kita ingin semua elemen bergerak bersama untuk mencegah pernikahan dini, mulai dari keluarga hingga komunitas desa,” tambahnya.

Berdasarkan evaluasi kegiatan serupa, Tuti menilai edukasi berbasis komunitas terbukti efektif meningkatkan kesadaran ibu muda tentang pola asuh yang baik serta bahaya pernikahan usia dini. Indikator keberhasilannya antara lain meningkatnya pemahaman peserta, tumbuhnya kesadaran kolektif, serta terbentuknya komunitas belajar antar-ibu muda di desa sebagai bentuk keberlanjutan program. (Man)