Suaradayak.com, MUARA TEWEH – APBD Kabupaten Barito Utara 2024 diproyeksikan sebesar Rp2,645 Triliun. Nyaris 98 persen mengandalkan Dana Bagi Hasil (DBH) dari pemerintah pusat. Sedangkan Pendapatan Asli Daerah atau PAD cuma Rp106 Miliar lebih.
Proyeksi meningkat drastis dibandingkan APBD 2023, tetapi hal ini sekaligus menunjukkan betapa besarnya ketergantungan anggaran Barito Utara kepada pusat dengan mengandalkan hasil sumber daya alam (SDA). Sebaliknya PAD yang relatif kecil memperlihatkan kemampuan memaksimalkan potensi pendapatan daerah masih sangat rendah.
“Kalau SDA habis, dari mana lagi andalan mendapatkan uang. Itu penting dan relevannya kita mengkreasi sumber-sumber pendapatan di luar SDA. Butuh inovasi dan visi yang jelas dari para pengelola pemerintahan di Barito Utara untuk menggenjot PAD, bukan cuma menunggu kucuran DBH, ” kata seorang pengamat ekonomi di Muara Teweh, Kamis (16/11/2023).
Angka proyeksi DBH dan PAD tersebut tertuang dalam pidato pengantar Nota Keuangan Rancangan APBD Kabupaten Barito Utara 2024, disampaikan oleh Pj Bupati Barito Utara, Muhlis, kepada DPRD, Rabu (15/11/2023) pagi.
Dalam Nota Keuangan RAPBD 2024, tertera pendapatan daerah sebesar Rp106.220.941.447, pendapatan transfer Rp2.531.622.558.000, dan Lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp7.577.147.463.
Pemkab Barito Utara merencanakan belanja daerah pada tahun 2024 sebesar Rp2.645.420.646.910. Komponen belanja daerah mencakup ;
(1) Belanja operasi Rp1.427.717.992.858. Dalam komponen ini ada belanja pegawai Rp522.881.039.346 dan belanja barang jasa Rp815.970.488.163.
(2) Belanja modal Rp728.370.910.993.
(3) Belanja tidak terduga Rp35.000.000.000.
(4) Belanja transfer Rp454.331.743.059.
Pj Bupati Muhlis, menjelaskan penyusunan RAPBD Kabupaten Barito Utara 2024 mengacu pada lima prioritas, yakni ;
(1) Infrastruktur dan energi,
(2) Pendidikan dan kesehatan, (3) Peningkatan ekonomi masyarakat,
(4) Sosial, budaya, pariwisata, dan lingkungan hidup,
(5) Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik.