Suaradayak.com, MUARA TEWEH– Kementerian Agama bertugas membangun karakter bangsa melalui pendidikan agama. Ada tujuh program prioritas yang harus dijalankan guna mencapai tujuan tersebut.
Bekal pendidikan agama yang moderat adalah fondasi kokoh dalam mewujudkan kerukunan umat beragama demi tercapainya tujuan pembangunan.
Pj Bupati Barito Utara Muhlis membacakan sambutan tertulis Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas tentang program prioritas Kemenag pada peringaran Hari Amal Bhakti (HAB) ke-78 di Muara Teweh, Rabu (3/1/2023).
“Melalui berbagai program reguler dan tujuh program prioritas Kemenag, kita terus bekerja keras melaksanakan tugas-tugas yang dimandatkan kepada kita semua,”ujar Pj Bupati Muhlis membacakan sambutan Menag.
Tujuh program prioritas Kemenag tersebut yaitu Penguatan Moderasi Beragama, Transformasi Digital, Revitalisasi KUA, Kemandirian Pesantren, Cyber Islamic University, Religiousity Index, Tahun Kerukunan Umat Beragama.
Menurut dia, hasilnya sudah mulai terlihat. Moderasi Beragama sudah menjadi napas dalam setiap derap langkah insan beragama. Transformasi Digital terlaksana di seluruh satuan kerja Kementerian Agama dan lembaga-pendidikan keagamaan. KUA sudah bertransformasi menjadi semakin baik dalam memberikan layanan. Pesantren-pesantren mulai menapaki fase kemandirian dalam amal usaha dan ekonomi.
Selanjutnya program Cyber University sudah on the track. Kerukunan umat beragama pun semakin meningkat. Tentu, keberhasilan-keberhasilan itu bukan tanpa kekurangan. Masih banyak yang harus dibenahi dalam rangka perbaikan program mendatang. Kita jangan berpuas diri dengan berbagai hasil yang dicapai. Kita harus selalu mengevaluasi diri karena tugas kita belum usai.
Momentum pergantian tahun dan peringatan HAB ke-78 Kemenag saat yang tepat untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik. Pada momentum HAB ke 78 Kementerian Agama ini, saya mengajak kepada seluruh ASN Kementerian Agama untuk meningkatkan spirit layanan kita kepada seluruh umat beragama.
Indonesia Hebat Bersama Umat adalah tema yang kita usung pada HAB ke-78. Ini bermakna bahwa kita harus membersamai umat untuk menuju Indonesia yang hebat. Wujud dari membersamai umat ini adalah dengan memberikan layanan yang sebaik-baiknya kepada seluruh umat beragama.
“Oleh karena itu, mari kita wujudkan birokrasi yang melayani. Kita layani umat dengan senang hati, riang gembira, dan penuh pengabdian. Jadikan pelayanan umat ini sebagai “panggilan hati”, bukan semata kewajiban birokrasi,” sebutnya.